1. Jumlah roda yang lebih dari empat! (1976)
Mobil “edan” ini bernama Tyrrell P34. Inovasi gila ini muncul pada tahun 1976, didesain oleh Derek Gardner. Tujuan digunakannya empat roda di depan mobil sendiri adalah untuk memberikan gaya tekan ke bawah lebih besar di bagian depan mobil tersebut, yang membuat mobil tersebut lebih mudah untuk bergerak.
Mobil “edan” ini bernama Tyrrell P34. Inovasi gila ini muncul pada tahun 1976, didesain oleh Derek Gardner. Tujuan digunakannya empat roda di depan mobil sendiri adalah untuk memberikan gaya tekan ke bawah lebih besar di bagian depan mobil tersebut, yang membuat mobil tersebut lebih mudah untuk bergerak.
2. Kipas di belakang mobil (1978)
Mobil ini bernama Brabham BT46B. Ia adalah modifikasi dari mobil Brabham BT46 yang digunakan di balapan F1 pada 1978. Sayangnya, mobil ini hanya diperbolehkan untuk dipakai di satu balapan saja, yaitu GP Swedia 1978. Untungnya, mobil ini berhasil meraih kemenangan di tangan Niki Lauda. Desainer mobil ini sendiri adalah Gordon Murray, yang juga membuat mobil Mclaren F1.
Mobil ini bernama Brabham BT46B. Ia adalah modifikasi dari mobil Brabham BT46 yang digunakan di balapan F1 pada 1978. Sayangnya, mobil ini hanya diperbolehkan untuk dipakai di satu balapan saja, yaitu GP Swedia 1978. Untungnya, mobil ini berhasil meraih kemenangan di tangan Niki Lauda. Desainer mobil ini sendiri adalah Gordon Murray, yang juga membuat mobil Mclaren F1.
Kipas tersebut dipasang untuk menarik udara ke mobil, yang menghasilkan gaya tekan yang besar untuk mobil tersebut, yang berujung kepada kemudahan mengemudi dan kecepatan yang lebih tinggi darpada para pesaing-pesaingnya. Apa kalian tahu dengan Chaparral 2J? Konsep kipas tersebut diambil dari mobil ini.
3a. Ground Effect (1977-1983)
Ground effect adalah salah satu inovasi yang dibuat oleh salah satu desainer mobil F1 jenius di masanya, Colin Chapman, yang bekerja di tim Lotus. Ide ini dihasilkan untuk membuat mobil memiliki lebih banyak downforce (gaya tekan ke bawah). Ground effect pada masanya membuat mobil-mobil memiliki kecepatan menikung yang sangat cepat. Salah satu buktinya adalah pecahnya rekor-rekor lap di hampir semua sirkuit pada saat itu. Bayangkan, waktu lap tercepat di Silverstone 1977 (dua tahun sebelumnya), dibandingkan dengan waktu pada 1979 berselisih 6 DETIK.
Ground effect adalah salah satu inovasi yang dibuat oleh salah satu desainer mobil F1 jenius di masanya, Colin Chapman, yang bekerja di tim Lotus. Ide ini dihasilkan untuk membuat mobil memiliki lebih banyak downforce (gaya tekan ke bawah). Ground effect pada masanya membuat mobil-mobil memiliki kecepatan menikung yang sangat cepat. Salah satu buktinya adalah pecahnya rekor-rekor lap di hampir semua sirkuit pada saat itu. Bayangkan, waktu lap tercepat di Silverstone 1977 (dua tahun sebelumnya), dibandingkan dengan waktu pada 1979 berselisih 6 DETIK.
Namun, karena kecepatan mobil yang semakin tinggi, nyawa pun mulai melayang. Patrick Depailler (yang muncul di video pertama tadi), tewas di GP Jerman 1980. Hal ini membuat FIA (organisasi tertinggi F1) melarang penggunaan “skirts” di bawah permukaan mobil, yang banyak dipakai tim-tim saat itu dengan membuat mobil harus memiliki bagian bahwa yang flat. Namun lagi-lagi, teknologi ini kembali dilegalkan pada 1982, setelah Gordon Murray berhasil menemukan celah dalam peraturan tersebut. Dia menggunakan sistem yang menurunkan skirt secara otomatis dengan sistem hidrolik.
Dengan maraknya penggunaan mesin turbo pada tahun 1982, ditambah ground effect ini, kecepatan mobil pun semakin tinggi. Dan hasilnya, Gilles Villeneuve pun tewas setelah kecelakaan yang menimpanya di GP Belgia 1982. Dan, pada tahun 1983, teknologi ini pun dilarang selama-lamanya.
3b. Sasis ganda (1982)
Teknologi ini muncul pada 1982. Penggunaan sasis ganda ini dipakai untuk memaksimalkan ground effect yang terjadi pada mobil. Teknologi ini dipakai oleh mobil Lotus 88. Namun protes keras dari tim-tim lain membuat mobil ini dilarang untuk ikut di semua balapan F1.
Teknologi ini muncul pada 1982. Penggunaan sasis ganda ini dipakai untuk memaksimalkan ground effect yang terjadi pada mobil. Teknologi ini dipakai oleh mobil Lotus 88. Namun protes keras dari tim-tim lain membuat mobil ini dilarang untuk ikut di semua balapan F1.
4. Turbin gas (1968-1971)
Lagi-lagi Colin Chapman. Ahli teknologi Lotus ini dulu pernah mencoba turbin gas sebagai penggerak mobilnya, Lotus 56B. namun kendala teknis membuat mobil ini gagal menjadi kompetitif di F1.
Lagi-lagi Colin Chapman. Ahli teknologi Lotus ini dulu pernah mencoba turbin gas sebagai penggerak mobilnya, Lotus 56B. namun kendala teknis membuat mobil ini gagal menjadi kompetitif di F1.
Awalnya mobi lini bernama Lotus 56, dan digunakan oleh Lotus di ajang Indy 500 pada 1968. Namun keempat mobil yang diturunkan pada ajang tersebut gagal finish. Mesin turbin ini pun tidak sesuai dengan karakter sirkuit F1 yang berkelok-kelok, tidak seperti Indy 500 dimana para pebalap hampir selalu menekan pedal gas, dikarenakan lag yang sangat parah ketika melepas gasnya.
5. Four-wheel steering (1993)
Sistem yang digunakan di Benetton B193C pada tahun 1993 ini membuat keempat roda mobil berbelok secara bersamaan, membuat mobil lebih mudah berbelok. Namun sistem ini tidak terlalu berpengaruh pada tikungan-tikungan lambat. B193C sendiri hanya digunakan pada sesi pengetesan dan tidak pernah turun pada balapan sebenarnya.
Sistem yang digunakan di Benetton B193C pada tahun 1993 ini membuat keempat roda mobil berbelok secara bersamaan, membuat mobil lebih mudah berbelok. Namun sistem ini tidak terlalu berpengaruh pada tikungan-tikungan lambat. B193C sendiri hanya digunakan pada sesi pengetesan dan tidak pernah turun pada balapan sebenarnya.
6. Pedal rem ganda (brake steer) (1997)
Teknologi ini dipakai oleh Mclaren MP4-12 pada 1997. Pedal rem ganda ini sendiri membuat rem depan dan rem belakang dapat dipakai secara terpisah, seperti pada sepeda motor dan sepeda. Penggunaan teknologi ini sendiri dipakai untuk mengurangi wheelspin dan understeer ketika keluar tikungan.
Teknologi ini dipakai oleh Mclaren MP4-12 pada 1997. Pedal rem ganda ini sendiri membuat rem depan dan rem belakang dapat dipakai secara terpisah, seperti pada sepeda motor dan sepeda. Penggunaan teknologi ini sendiri dipakai untuk mengurangi wheelspin dan understeer ketika keluar tikungan.
Kecurigaan mulai timbul ketika fotografer majalah F1 Racing, Darren heath, melihat bahwa rem belakang MP4-12 pada saat itu bersinar merah (menunjukkan bahwa rem sedang terpakai) saat berakselerasi. Majalah tersebut kemudian melihat pedal ketiga pada kokpit MP4-12. Akhirnya teknologi ini dilarang pada GP Brazil 1998.
Sebagai info, teknologi ini dipakai di salah satu supercar McLaren sekarang, MP4-12C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar